//]]> Skip to main content

Tingkah Laku Ikan dan Umpan

Menurut Gunarso (1985) dalam Fitri (2011), Tingkah laku ikan diartikan sebagai perubahan-perubahan ikan dalam kedudukan, tempat, arah, maupun sifat lahiriah makhluk hidup yang mengakibatkan suatu  perubahan antara makhluk hidup dan lingkungannya. Prinsip tingkah laku ikan harus didukung oleh pemahaman terhadap indera utama dari ikan (organ fisiologi) khususnya indera penglihatan,  pendengaran,  penciuman, peraba, dan linea literalis atau gurat sisi.
Ilustrasi memancing ikan

Umpan merupakan salah satu alat bantu yang berpengaruh pada daya tarik dua rangsangan ikan. Menurut Fitri (2010), tingkah laku ikan dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe: 
  1. Ketika umpan  dilempar,  ikan akan langsung memakan  umpan  tanpa mengidentifikasinya   terlebih   dahulu.
  2. Ikan yang terlebih dahulu mengidentifikasi umpan,  segera  mendekati umpan untuk dimakan atau tidak. 
  3. Ikan yang membiarkan  umpan  jatuh sampai ke dasar bak kemudian mengidentifikasi  umpan tersebut untuk memakan atau tidak memakan umpan tersebut.
Menurut Purnomo et. al.,  (2014), Ikan  yang tertangkap pada pancing ulur yang di pasang umpan dalam penelitian ini didominasi oleh ikan-ikan pelagik. Ikan-ikan pelagik melakukan migrasi harian baik secara horizontal maupun vertikal. Ikan melakukan migrasi karena adanya dorongan faktor internal maupun eksternal. Internal salah satu contohnya adalah untuk makan.

Menurut Reppie (2010), Tingkah laku ikan terhadap alat tangkap berumpan seperti bubu dasar yang digunakan dalam penelitian ini, sangat dipengaruhi oleh umpan itu sendiri selama proses tertangkapnya  ikan. Ketika ikan menyadari atau terangsang dengan kehadiran umpan, maka ikan akan berupaya mencari posisi sumber rangsangan, dan ketika menemukan sumber rangsangan, ikan akan menyerang umpan, kemudian respon diakhiri dengan masuk ke bubu untuk menelan umpan dan ikan tertangkap; atau menolak masuk ke bubu sehingga ikan tidak tertangkap. Teknik pemberian minyak cumi pada umpan untuk bubu  ternyata memberikan hasil yang lebih baik daripada umpan yang sama tanpa ekstrak cumi.

Menurut Susanto et.al., (2014), banyak kandungan air dalam umpan maka  akan mempercepat proses dispersi dan distribusi bau dalam air, sehingga ikan dapat cepat merespon bau yang ditimbulkan. Kandungan air yang cukup tinggi akan membantu dalam proses dispersi zat kimia, sehingga ikan akan dapat dengan cepat memberi respon terhadap bau umpan. Jumlah hasil tangkapan bubu sangat dipengaruhi oleh bau  umpan,  tekstur,  ketahanan  serta kecepatan dispersi bau umpan di perairan. Faktor-faktor tersebut  akan memiliki hubungan  erat dengan aspek tingkah laku makan target tangkapan .

Tingkah laku ikan saat fase mendekati umpan ada 4, yaitu :
  1. Arousal, Fase dimana ikan sudah mulai bergerak/mencari-cari tempat dimana umpan berada.
  2. Searching, Fase dimana ikan sudah menemukan posisi umpan namun masih mengelilingi daerah sekitar umpan untuk memastikan tidak ada ancaman.
  3. Finding,  Fase dimana ikan sudah mulai mendekati umpan.
  4. Uptake , Fase dimana ikan mulai memakan umpan.
Sumber : Laporan Praktikum Tingkah Laku Ikan. Universitas Brawijaa. 2015

Semoga Bermanfaat...
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar