//]]> Skip to main content

Pemijahan Rajungan

Menjelang perkawinannya, kepiting betina akan mengeluarkan cairan kimiawi perangsang (disebut pheromone) ke dalam air untuk menarik kepiting jantan. Kepiting jantan yang berhasil menemukan pheromone tersebut segera naik ke atas karapas kepiting betina yang sedang dalam kondisi pra lepas cangkang (premolt) dan membantu kepiting betina untuk berganti kulit (molting) (Ramelan, 1994).

Perkawinan rajungan terjadi pada musim panas dimana yang jantan terlihat melekatkan diri pada betina kemudian menghabiskan beberapa waktu perkawinan dengan berenang Coleman, (1991) dalam Susanto dkk., (2005)  sampai menetas memerlukan waktu sekitar 5-8 hari tergantung dari perkembangan embrio.

Untuk mengetahui musim pemijahan rajungan dapat dilakukan dengan mengamati kematangan gonad rajungan betina. Musim pemijahan rajungan lebih muda diamati daripada ikan. Hal ini dapat ditandai dengan terdapatnya telur-telur yang melekat pada lipatan abdomen bersama pleopodanya. Musim pemijahan rajungan terjadi sepanjang tahun dengan puncaknya terjadi pada bulan Desember, Maret, Juli, dan September (Kembaren dkk., 2012).
Induk rajungan yang sudah dipuni telur
Penetasan Telur
Lama masa inkubasi sampai menetas memerlukan waktu 5-8 hari tergantung dari perkembangan embrio, biasanya induk rajungan dengan telur yang berwarna kuning memerlukan waktu lebih lama dibandingkan dengan berwarna coklat atau hitam.

Dalam bak penetasan biasanya telur akan menetas pada waktu malam atau pagi hari antara pukul 20.00 – 24.00 dan pukul 06.00 – 08.00. setelah semua telur yang ada dalam lipatan abdomen menetas, aerasi dalam bak diangkat/dimatikan dan ditunggu sampai larva mengumpul pada bagian permukaan air. Dari seekor induk rajungan dapat menghasilkan zoea-1 sebanyak 450.000 sampai 950.000 ekor. Hubungan antara induk rajungan dengan jumlah zoea yang dihasilkan sangat erat dimana semakin besar ukuran induk akan menghasilkan zoea yang banyak (Susanto dkk., 2005).

Sumber : Rohmat Syaivudin MS. Budidaya Rajungan (Portunus pelagicus). Universitas Muhammadiyah Malang. 2016

Semoga Bermanfaat...
Newest Post
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar